BALI NUSRA.ID- Tumpukan sampah di TPA Bengkala, Kubutambahan, terus menggunung hingga dikerumuni lalat, sementara dua alat berat bekerja tanpa henti setiap hari. Volume sampah yang masuk mencapai sekitar 143 ton per hari, termasuk dari desa-desa di luar kerja sama PKS. Meski sudah diterapkan aturan pembuangan—sampah organik dibuang Senin hingga Kamis, non-organik pada Sabtu, dan residu di Minggu—petugas tetap kewalahan melakukan pemilahan.
Pada Senin (8/12), terlihat para pemulung sibuk mengais barang bekas, mulai dari plastik hingga sisa makanan yang masih bisa dimanfaatkan. Bahkan, sebagian pemulung mengumpulkan limbah bulu ayam untuk dikirim ke luar Bali dan diolah sebagai bahan pakan ternak.
Kesadaran masyarakat terhadap budaya pemilahan sampah dari rumah masi sangat minim, sampah organic dan residu terus dijadikan satu kendati dilakukan kerjasama. Dalam penanganan sampah pemerintah Desa harus mengedukasi masyarakatnya selain mengurangi sampah penerapan pemilahan harus dilakukan dan manfaatkan ruang kosong untuk mengolah sampah organic menjadi pupuk berguna untuk tanaman.
Kadis DLH Buleleng Gede Putra Aryana sebari ke TPA bersama tim Faktanews.net sembari dikrumuni lalat yang berkeliaran bak ikut mengais rejeki dari sisa sampah masyarakat. Para petugas DLH terkadang tak pernah tidur terhadap penerimaan laporan dan keluhan masyarakat Buleleng,"kami bekerja tidak akan putus asa, berupaya Buleleng ini harus bersih dari sampah, dari membuat program dan mengedukasi masyarakat untuk belajar memilah dari sumbernya, namun ada saja yang belum memahami”kata Gede Putra Aryana.
Aryana sangat prihatin akan tumpukan sampah di TPA Bengkala kendati lahan yang disediakan hampi 8 hektar untuk mengatasi sampah-sampah dari pedesaan dan perkotaan, “Dengan kondisi saat ini pemerintah desa baik adat dan dinas harus punya TPS3R untuk mengolah sampahnya sendiri, yang organic bisa diolah untuk pupuk non organic bisa di jual, kami heran juga desa di wilayah barat sampai ikut buang ke Bengkala apa di desa tersebut tidak ada lahan untuk mengolah sampah organic nya. Ini yang sangat kami harapak,”jelas Kadis LH Buleleng (ds).

%20(1).png)

