BERITA NUSRA.ID- Pemberitaan miring mengenai keberadaan Indomaret di Kawasan Pesisir Pantai Penyusuhan, Banjar Dinas Tukad Ampel, Kecamatan Kubutambahan, memunculkan beragam persepsi di tengah masyarakat. Sorotan tersebut membuat isu ini berkembang cepat, terutama karena lokasi gerai yang berada di tepi pantai dan menjadi salah satu titik singgah baru bagi warga lokal maupun pelintas. Namun di balik kritik yang muncul, sejumlah pihak justru menyampaikan pandangan berbeda yang menekankan aspek ekonomi, pemberdayaan UMKM, serta proses perizinan yang telah dijalankan.
Pengamat UMKM dan Kebijakan Publik, Ni Nyoman Armini, S.H, menjelaskan bahwa keberadaan gerai tersebut tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi. Menurutnya, usaha yang berkembang di daerah perlu dibaca dalam konteks kontribusinya bagi pelaku UMKM lokal dan identitas ekonomi daerah. Ia menekankan bahwa sejak awal, orientasi usaha yang dijalankan adalah memberikan nilai tambah bagi Buleleng. Dengan tegas, ia menyampaikan,
“Usaha ini adalah untuk memajukan UMKM juga. Karena kita merasa berasal dari Buleleng, tentu kita ingin ada yang bisa kita unggulkan. Di sini justru menjadi kebanggaan sebenarnya. Kalau kami mau cuek dengan daerah kami, ya kami tidak akan membuat usaha yang sampai viral seperti sekarang.”
Armini kemudian menjelaskan bahwa berbagai pemberitaan yang menuduh adanya tindakan tidak sesuai prosedur tidak sejalan dengan fakta di lapangan. Ia menegaskan bahwa pihaknya memiliki itikad baik dan menjalankan semua ketentuan administratif. Ia menuturkan,
“Indomaret ini cukup dikenal di luar daerah, cukup terkenal di Indonesia. Kami itikad baik dan kami tidak ‘memengkung’ sama sekali seperti yang disebutkan di beberapa berita lain karena apa? Kami sudah mengurus izin sejak setahun yang lalu.”
Ia turut menjabarkan bahwa seluruh proses perizinan telah dimulai bahkan sebelum pembangunan dilakukan. Armini menilai bahwa penilaian publik seharusnya juga berdasarkan pengecekan langsung terhadap instansi terkait. Ia menambahkan,
“Sejak sebelum membangun, semua persyaratannya sudah kami urus. Sebelum membuat berita, sebaiknya turun ke lapangan dulu atau cek instansi terkait. Konfirmasi ke dinas, jangan seolah-olah kami tidak mengurus apa pun.”
Lebih lanjut, ia memberikan penjelasan mengenai dokumen teknis yang sedang diproses, termasuk PBG, dan memastikan bahwa seluruh ketentuan telah dipenuhi. Ia menyampaikan,
“Kami selalu mengurus dan meng-update semua aturan yang berlaku di daerah. Semua sudah kami lakukan. Namun soal proses birokrasi, itu bukan ranah kami. Silakan cek ke dinas PU atau instansi terkait. Izin kami sudah kami ajukan sejak setahun yang lalu dan semuanya sudah terakomodasi. Tinggal PBG, itu pun sudah diforumkan, hanya saja memang belum dikeluarkan oleh dinas.”
Menutup penjelasannya, Armini berharap agar proses administrasi segera selesai mengingat seluruh syarat sudah dipenuhi. Ia mengatakan,
“Kami tidak tahu kendalanya apa, karena semua persyaratan sudah dipenuhi. Harapan kami, setelah setahun berjalan, prosesnya bisa segera tuntas. Kami juga UMKM daerah.”
Di sisi lain, kesan langsung para pengunjung menunjukkan gambaran yang bertolak belakang dari pemberitaan miring. Banyak pelintas yang merasa keberadaan gerai tersebut justru membantu mereka saat menempuh perjalanan panjang, terutama karena lokasinya yang strategis, fasilitas yang lengkap, dan kenyamanan area singgah.
Danang, warga Surabaya yang sedang menuju Karangasem, mengaku baru pertama kali menemukan gerai dengan konsep seperti itu. Ia melihat tempat tersebut bukan hanya sekadar toko modern, melainkan titik istirahat yang berbeda dari biasanya. Ia menuturkan,
“First impression saya sangat keren, Pak. Saya belum pernah tahu ada Indomaret sebagus dan seindah ini. Untuk tempat istirahat sangat cocok bagi saya dan istri yang motoran jauh dari Surabaya.”
Menurutnya, faktor kebersihan dan kelengkapan fasilitas sangat membantu pengunjung, terutama mereka yang sedang menempuh perjalanan jauh. Ia menambahkan,
“Kebersihan di sini bagus. Untuk istirahat nyaman, lengkap. Jualannya juga lengkap. Ini sangat membantu warga lokal, khususnya UMKM.”
Pandangan serupa disampaikan Sukma, pengunjung yang menempuh perjalanan dari Gilimanuk menuju Kintamani. Ia menjelaskan bahwa gerai ini menjadi pilihan singgah karena ramai dibicarakan di media sosial dan menawarkan kenyamanan visual. Ia berkata,
“Indomaret seperti ini sangat enak buat istirahat sebentar… harga-harganya jelas, kita sudah tahu. Dapat view seperti ini juga. Semoga bisa terus ada.”
Ia juga menyampaikan harapan agar pemerintah turut mendukung keberadaan fasilitas publik yang bisa menjadi titik istirahat bagi musafir. Ia mengatakan,
“Semoga pemerintah bisa membantu menyediakan fasilitas bagi yang bepergian jauh, agar ada tempat seperti ini.”
Sementara itu, Raffi, warga Seririt, melihat potensi gerai ini bukan hanya sebagai tempat membeli kebutuhan, tetapi juga sebagai ruang singgah yang memiliki daya tarik tersendiri. Ia menuturkan,
“Niatnya mampir sambil jalan-jalan, refleksi. Kalau dilihat dari strategi sekarang, ini bagus sekali. Bisa jadi tempat wisata atau tempat singgah. Selain memanjakan pengunjung, Indomaret seperti ini juga bisa membantu UMKM lokal.”
Dari rangkaian penjelasan dan kesaksian tersebut, terlihat bahwa keberadaan Indomaret “Sea View Raya Air Sanih” tidak hanya menjadi tempat peristirahatan, tetapi juga ruang ekonomi yang ikut menggerakkan UMKM lokal. Di tengah perbedaan narasi yang beredar, pandangan pengamat dan pengalaman para pengunjung memberi gambaran lebih menyeluruh mengenai peran gerai ini bagi masyarakat.

%20(1).png)

